Dari kami Juni ini…

“Tadi malam pas pukul 00.01 si Juni aku tinggal untuk berkencan dengan si Juli, ke depan sudah menunggu si Agus, Septi, Okta, Novi, Desi, Januar, Febri, Marty, Aprilia, Mey, dan pasti kembali ke Juni lagi. Itulah siklus hidup yang sebenarnya tidak ada yang istimewa kecuali umur bertambah tua” (Marlin Dinamikanto)

 

Sebuah kutipan yang terambil dari dinding Facebook Marlin Dinamikanto. Ya, seorang biasa. Bukan artis, apalagi politisi. Sekadar kawan yang coba kontemplasi akan derasnya aliran waktu dalam hidup ini. Tak terasa, usia pun bertambah pula.

Malumaluin.wordpress.com pun ikut bertambah usia. Paling tidak, bertambah satu bulan ketika memasuki bulan Juni. Sayang, jumlah usia tidak dibarengi dengan penambahan jumlah dokumentasi berita koran yang bertemakan perihal memalukan di negeri ini. Sebab, tercatat, bulan ini hanya ada 17 artikel berita yang berhasil tim malumaluin.wordpress.com himpun.  

Diawali dengan berita yang dilansir oleh Koran Sindo, Rabu (29/05/2013), dengan judul berita : ‘Untuk Konsentrasi Mengajar, Kepala Sekolah Konsumsi Sabu.’ Menjadi sungguh memalukan manakala perilaku menggunakan zat adiktif oleh seorang guru-yang sejatinya akan ditiru-malah berpotensi menjadi teladan yang buruk bagi siswa-siswinya.

Dimensi lain dari dunia pendidikan Indonesia yang memalukan terlihat dari perilaku sejumlah pelajar SMP di Jawa Timur yang menjual diri temannya sesama SMP untuk dijerumuskan ke dunia prostitusi. Tentu, ini menjadi suatu berita yang cukup menyengat kita semua. Begitu juga yang dirasa Aulia Fasya, “Super kaget dengan usia 15 tahun udah bisa jadi ‘mucikari’, dan secara tidak sadar pengalaman buruk yang dia terima di masa lalu diaplikasikan langsung di masa sekarang.” Lain halnya dengan blogger Tumpal. Tidak hanya kaget tapi dia juga geram, “Saya tantang pemerintah untuk membela NA sebagai korban, bukan sebagai pelaku! Karena apapun keputusan NA bisa melakukan ‘mucikari’ dasar pemikirannya tentu tidak dapat disamakan seperti layaknya orang dewasa ( diatas 18 tahun) saat melakukan perlilaku yang tidak terpuji, dan hal ini dapat dikategorikan ketidakmatangan dan ketidak pahaman seorang anak dalam memilah keputusan-keputusan perilaku dalam hidupnya.”

Cukup di situ berita memalukan di dunia pendidikan Indonesia? Tidak! Coba simak judul berita Suara Pembaruan, Rabu (12/06/2013), berikut ini, ‘36 Persen Penduduk Papua Usia 15-59 Tahun Tunaaksara.’ Atau, berita yang dilansir Sinar Harapan, pada Rabu (19/06/2013): ‘Sudah 9 Bulan Anak Pengungsi Syiah Tak Sekolah.’ Lalu, bagaimana pula menjelaskan berita Koran Tempo, Jumat (28/06/2013), dengan judul: ‘Sekolah Masih Tarik Pungutan Liar.’ Bisa jadi saya dan Anda akan geram membacanya, persis seperti apa yang dirasa oleh blogger Tumpal, “Ganyang pelaku pungli di sekolah!”

Ah, cikal bakal penerus bangsa ini tampaknya masih harus berjuang keras dalam meraih pendidikan yang baik dan benar. Apa pasal? Sebab, UNESCO mencatat tidak kurang dari 260.000 pelajar Indonesia terpaksa tidak melanjutkan sekolah di tahun 2011. Sebuah catatan yang meningkat ketimbang tahun 2010 yang hanya 160.000 pelajar. (lihat: https://malumaluin.wordpress.com/2013/06/12/begini-nasib-pendidikan-anak-indonesia/ )

Jangan-jangan, banyaknya masalah dalam dunia pendidikan ini menjadi penyebab budaya kekerasan yang merebak seperti dalam kasus pemukulan pramugari oleh seorang pejabat negara (lihat: https://malumaluin.wordpress.com/2013/06/08/ini-solusi-redakan-kekesalan/). Atau, bahkan kerusuhan massal di Palembang pasca pemilu kada? (lihat: https://malumaluin.wordpress.com/2013/06/07/yuk-tengok-cara-alternatif-lampiaskan-kekecewaan/ ).

Dari dunia politik, korupsi masih menjadi penyumbang perilaku memalukan. Ini terungkap dari berita yang diangkat oleh Koran Sindo, Senin (03/05/2013), yaitu  ‘Ratusan Kepala Daerah Terjerat Korupsi.’ Tercatat ada 294 kepala daerah yang tersandung kasus korupsi sejak tahun 2005 sampai dengan akhir Mei 2013.

Peristiwa demi peristiwa yang terindikasi hal memalukan di dalamnya boleh saja terkuak satu demi satu. Tapi, harap akan perubahan tetap harus membuncah. Dan, seorang blogger dengan nama Meldawati menyuratkan asa itu, “Semua masalah yang datang tergantung dari diri kita menyikapinya seperti apa, mau baik atau buruk tergantung,” tulisnya dalam kolom komentar artikel dengan judul: “Pengungsi Syiah Direlokasi Paksa” pada Kompas, Jumat (21/06/2013). Dan, untuk komentar itu, kami, malumaluin.wordpress.com mengganjarnya dengan malumaluin award bulan Juni berupa cokelat yang dikemas secara khusus.

Dus, kami pun masih menyimpan asa. Kami berharap usaha dokumentasi ini semakin dikenal banyak orang. Dan, tentu saja, tetap mendapatkan dukungan.  Tujuannya satu. Perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, kami akan tetap melanjutkan dokumentasi ini di bulan Juli dan bulan-bulan selanjutnya.

Salam malu-maluin!

 

Pir Owners

Koordinator malumaluin.wordpress.com

malumaluinaje@yahoo.com

7 responses to “Dari kami Juni ini…

  1. Presiden nya sibuk jalan jalan ke luar negeri ngumpulin penghargaan+pencitraan+twiteran di istana sambil ngetehh…

    Like

  2. budaya kekerasan!!!!!!!!!!!!

    Like

  3. makin tidak baik saja dunia pendidikan dinegeri ini

    Like

  4. semua keadaan di indonesia memang amat sangat rumit. bukan hanya dari korupsi tetapi juga dari segi pendidikan. jangan harapkan generasi bangsa akan jadi generasi baik jika pengajar atau sebut saja “senior2” mereka bukan mengajarkan kebaikan. tidak ada alasan untuk satu keburukan! bahkan kecurangasn!

    Like

Leave a comment